=>

=>

Google Flag Translator(terjemahan)

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Jumat, 20 Mei 2016

IPNU: Rohis Jangan Satu-satunya di Sekolah

JAKARTA - Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) mengkhawatirkan munculnya gerakan radikalisme keagamaan pelajar di sekolah-sekolah negeri melalui Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) yang bernama Rohani Islam (Rohis) . Itu bila Rohis menjadi satu-satunya organisasi keagamaan di sekolah.
Ketua Umum IPNU, Ahmad Syauqi, mengemukakan hal itu dalam rakernas dan peringatan hari lahir ke-58 IPNU yang bertajuk Optimalisasi Peran IPNU terhadap Arah Kebijakan Pendidikan Nasional di Kampus UI Depok, Sabtu (6/3).IPNU juga khawatir, gerakan ideologi keagamaan itu menumbuhkan radikalisme keagamaan di kalangan pelajar. Karena itu,IPNU akan mendesak Ke-mendiknas agar rohis tidak dijadikan satu-satunya organisasi keagamaan di sekolah negeri setingkat sekolah menengah umum (SMU).
"Kami akan memberi usul kepada Muktamar NU di Makassar pada 22-27 Maret mendatang agar NU mendesak mendiknas untuk mengubah atau menghapus rohis yang selama ini dijadikan satu-satunya organisasi keagamaan di sekolah negeri itu," katanya.IPNU, katanya, sebagai kader NU akan mengawal gerakan keislaman yang moderat dan bukan radikal atau liberal, baik secara pemikiran, aksi, maupun ideologi yang meresahkan masyarakat.IPNU menilai, Muktamar ke-32 NU merupakan momentum penting bagi perlunya penyatuan persepsi dalam Keluarga Besar Nahdlatul Ulama (KBNU), baik badan otonom (banom), lembaga, maupun organisasi taktis lainnya, untuk menyelamatkan generasi muda dan NU pada masa mendatang.
Pelarangan ormas pelajar, selain rohis tersebut, menurut Syauqi, sudah terjadi sejak dikeluarkan keputusan Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdikbud tanggal 9 Juni tahun 1980 No 091/C/Kep/080 tentang Pola Pengembangan Siswa ditambah dengan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No 0209/4/-1984 tentang Perbaikan Kurikulum di Sekolah Umum Tingkat Atas.Akibatnya, kebijakan itu menimbulkan fenomena radikalisme agama di sekolah (SMU) yang menekankan pada satu wadah organisasi bernama rohis yang berada di bawah OSIS.
Sementara itu, Ketua Majelis Alumni IPNU, Hilmi Muhammadiyah, menegaskan bahwa IPNU merupakan satu-satunya rekrutmen kader NU dan kini harus membuat program strategis sesuai visi dan misi NU."Pengenalan nilai-nilai Islam Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja) itu mesti dilakukan sejak di sekolah," katanya.Wakil Sekretaris Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) itu juga menyetujui bila Muktamar NU membahas kemungkinan IPNU menjadi organisasi ekstra-kurikuler di sekolah-sekolah di lingkungan LP Maarif dan bukan lagi OSIS. am

5 Tanda Orang Bertaqwa – Dari Tahajud & Tausiyah di Al Jabbar

JAKARTA – Akhir bulan lalu di Masjid Al Jabbar Jatibening Estate, kembali diadakan Tahajud & Muhasabah yang dipimpin oleh Ustadz Komaruddin Cholil dari Daarut Tauhiid Bandung. Kang Komar -begitu biasa kami menyapanya- adalah mantan Kepala Rombongan (Karom) Kelompok 3 Haji DT 1426H yang kami ikuti. Saat ini beliau masih aktif sebagai Kepala Divisi Pelatihan Yayasan Daarut Tauhiid Bandung.
Adalah suatu kebetulan yang menyenangkan ketika pertama kali mendengar kabar kang Komar diundang oleh pengurus taklim Masjid Al Jabbar untuk mengimami sholat Tahajud berjamaah dan memberikan tausiyah ba’da sholat subuh pada hari Sabtu terakhir tiap bulannya. Mengapa disebutkan kebetulan yang menyenangkan karena Masjid Al Jabbar terletak di seberang komplek perumahan kami dan kami pun awalnya tidak mengenal sama sekali dengan pengurus Masjid Al Jabbar tersebut. Jadilah kami anggota ‘sisipan’ majelis taklim tiap bulannya dan alhamdulillah para pengurus dan jamaah sangat membuka lebar tangannya untuk menyambut kehadiran diri ini di acara itu.

Sabtu kemarin, kang Komar ternyata menginap di Masjid Al Jabbar. Ini dikarenakan bulan lalu beliau absen karena terlambat bangun untuk pergi ke Bekasi. Maklum, kang Komar yang super sibuk ini tinggal di Bandung dan untuk pergi ke Bekasi minimal harus menempuh waktu 2 jam.
Ada yang sempat aku catat waktu menghadiri muhasabah dan tausiyah kang Komar sabtu kemarin. Salah satunya adalah 5 Tanda Orang Bertaqwa menurut Syaidinna Usman bin Affan:
  1. Tidak suka bergaul kecuali bergaul dengan orang-orang yang sholeh/sholehah, yang menjaga lisannya.
    Seperti penggalan lagu Tombo Ati, salah satunya adalah bergaul dengan orang-orang sholeh karena kita akan mendapatkan banyak dakwah, masukan, kritik yang membangun dan ketenangan bila mendapatkannya dari orang-orang yang hanya mengucap kebenaran.
  2. Jika mendapat musibah duniawi, ia menganggapnya sebagai ujian dari Allah SWT.
    Salah satu yang mengangkat diri kita di mata Allah adalah lulusnya kita dari ujian yang diberikanNya. Ujian bukan hanya yang bersifat bala musibah, namun kenikmatan dalam hidup ini adalah ujian yang lebih besar. Bila diberikan musibah orang lebih mudah ingat kepada Allah namun saat diberi ujian kenikmatan, saat itulah Allah benar-benar sedang menguji kita.
  3. Jika mendapat musibah dalam urusan agama ia akan sangat menyesalinya.
    Teringat cerita Syaidina Umar bin Khattab yang ketinggalan satu rakaat shalat Ashar di Masjid hanya karena beliau sedang asyik berada dalam kebun kurmanya. Mengetahui dirinya telah tertinggal satu rakaat dalam berjamaah, Syaidina Umar pun begitu menyesali perbuatannya sehingga kebun kurma yang dianggap sebagai penyebab musibah itu akhirnya dijual.
  4. Tidak suka memenuhi perutnya dengan makanan haram & tidak sampai kenyang.
    Ini merupakan manifestasi dari sabda Rasulullah yang berbunyi ‘Makanlah sebelum engkau lapar dan berhentilah makan sebelum kenyang‘. Sungguh suatu perintah yang seakan-akan mudah dilaksanakan namun saat mempraktekannya dalam kehidupan sehari-hari betapa sulitnya melakukan hal itu. Dari sinilah bentuk ketakwaan seorang mukmin dibentuk.
  5. Apabila memandang orang lain, orang itu lebih sholeh dari dirinya. Tapi bila memandang diri sendiri, dirinya adalah orang yang penuh dosa.
    Nampaknya banyak diantara kita, apalagi yang telah diberikan hidayah dari Allah berupa kenikmatan dalam beribadah, kemudahan dalam bertahajud, keringanan dalam berpuasa sunah atau keindahan dalam melantunkan ayat-ayat Al-Qur’an, mudah menganggap dirinya lebih sholeh dibanding lainnya. Padahal sikap merendah adalah salah satu yang dianjurkan oleh Rasul. Belajar tawadhu’ dan senantiasa melakukan amal ibadah tanpa membandingkan dengan orang lain adalah start yang baik untuk meningkatkan kualitas ketakwaan diri.
Sebelum mengakhiri tausiyah subuh kala itu, kang Komar juga memberitahukan ada 4 waktu yang tidak boleh disia-siakan, yaitu:
  • Waktu untuk bermunajat
    Setiap saat, bahkan saat mau tidur pun disunnahkan bertasbih, berzikir atau membaca Kalamullah. Bila kita tertidur saat kita sedang bermunajat, insya Allah kita dianggap sedang berdoa selama kita tidur, subhanallah.
  • Waktu untuk meminta maaf dan berterima kasih
    Tanpa pernah tahu kapan kepulangan kita ke Illahi Robbi, manfaatkan waktu yang ada untuk meminta maaf atas segala kesalahan kita dan berterima kasih kepada siapa-siapa yang telah membantu kita dalam hal apapun. Terutama bagi yang masih memiliki orang tua, sekarang juga kirim doa dan hubungi mereka, ucapkan maaf dan terima kasih atas segala yang telah mereka lakukan kepada kita.
  • Waktu untuk mengevaluasi diri
    Bertafakur, mengingat-ingat kembali dosa yang pernah dilakukan dan berjanji untuk tidak melakukannya kembali adalah perbuatan terpuji. Kadang dengan seringnya kita mengevaluasi diri kita, apa-apa yang menjadi kekurangan maupun kelebihan dalam hidup ini, dapat menjadikan modal yang berharga untuk masa depan.
  • Waktu untuk beramal sholeh
    Tidak perlu menunggu tanggal gajian, seberapapun yang kita miliki saat melihat ada yang sedang membutuhkan, mari ulurkan tangan. Allah akan melihat sekecil apapun amal ibadah kita dan akan menggantinya berlipat ganda apabila keikhlasan ada dibalik perbuatan kita membantu sesama.
Alhamdulillah, sepulangnya dari Al Jabbar, kang Komar bersedia meluangkan waktunya untuk mampir ke rumah kami. Namun kedatangan yang mendadak ini nampaknya kurang bisa diantisipasi oleh Utami yang kebetulan berhalangan untuk bertahajud di Al Jabbar. karom-di-rumah.jpg
Awalnya, aku menawari kang Komar untuk sarapan pagi. Beliau dan dua orang temannya pun mengikutiku pulang. Sampai di rumah, ternyata LPG sedang habis dan pagi itu tabung yang terisi ngadat pula tak mau menyala. Alhasil, kang Komar dan rombongan hanya menyeduh teh hangat dan snack ala kadarnya. Rencana untuk sarapan bersama pun buyar karena beliau harus segera kembali ke Bandung untuk mengisi jadwal kegiatan berikutnya.

Pelajar santri vs Pelajar kost


Ini mah bukan pertandingan bola atau futsal tetapi ini adalah perbandingankehidupan yanng dialami pelajar yang merantau dari daerahnya unuk menuntut ilmu sehingga au tidk mau mereka harus tinggal di ruamah singgah yang berupa pondok pesantren atau kost ,yang mana masing-masing tempat itu dapat mempengaruhi perilaku anak/pelajar yang menjalaninya

Nah dari sini lah penulis mau membahas perbedaan anak-anak yang tinggal di kost atau mondok baik dari segi tingkah laku maupun sisi lain dari kehidupannya,pertama kita awali dari  dunia kost-kost an,kebayakan anak yang tinggal di kost sering kali mendaoat respon negatif dari berbagai sudut pandang mengingat kost itu identik denga kebebasan padahal sebenarnya yang di maksud kebebasan adalah bukan bebas sebebasnya tetapi bebas terbatas tetapi kebanyakan pelajar kita yang tinggal di kost menganut  sistem bebas amblas,sehingga tanpa mereka sadari hal tersebut menjadi sorotan bagi masyarakat sekitar ,sehingga muncullah isu-isu miring dan cap negatif terhadap kost dan penghuninya
Tapi ada juga hal yang perlu diketahui bahwasannnya tidak semua insan yang tinggal dikost menyalah gunakan kebebassan dan kepercayaan yang diberikan oleh orang tua mereka,kita harus berpikir positif bahwasannya  ada juga penghuni kost yang mengaku “kami mempunyai tujuan dan tentunya ke arah positif ,dalam hal berinteraksi dimasyarakat,kami tinggal disini hanya karena kami ingin tempat tinggal kami dari sekolah itu  menjadi dekat ,kebiasaan buruk itukan ttergantung dari individu masing-masing ...iya kan?
Alternatif kedua selain kost adala pondok pesantren  yag mana didalamnyalebih terorganisir kegiatan-kegiatannya ,pondok biasanya memiliki sistem kepengurusan yang mengatur aktifitas santri mulai bangun tidur hingga mau tidur lagi ,sehingga banyak santri pondok mengakui bahwa pondok mempunyai  segudang  peraturan yang wajib dipenuhi  oleh seluruh santri pondok ,peraturan itu sangat sulit bahakan pantang dilangggar bila dilanggar maka si pelanggar harus  dihukum.
Namun tidak semua santri pondok itu pendiam ,baik ,dan taat peraturan ,namun ada juga yang bandel sehingga aturan pondok yang ekstra ketat itu dilanggarnya,bahkan  ada yang  berani melanggar peraturan vita pondok yakni tidak ikut ngaji kitab(diniyah)
Sanksi yang diberikan beragam dan tingkatan berbeda ,biasanaya untuk tingkat pertama  berupa peringatan ,kedua denda ,hukuman standart pondok (grujuk banyu peceren atau ro’an),ketiga  untuk santri putra digundul,keempat drop out
Ponpes memang memiliki jadwal  kegiatan pondok yang sangat padat ,mengaji al qur’an,latihan qiro’at .lalaran serta diiringi latihan khitobah(pidato)dan kegiatan ini menjadi konsumsi santri dan menjadi pekerjaannya sehari-hari bahkan terkadang sampai larut malam ,sehingga tak mengherankan kalau kebanyakan santri merasa nagantuk dikelas
Selain itu ternyata di pondok pesanren itu sistem kekerabatannya sangat kental karena mereka merasa satu jiwa satu r aga ,karena kebersamaan ,saling ketergantungan ,tolong menolong tidak membedakan satu sama lainnya ,mati urip bareng sehingga tali persaudaraan terbuang tanpa adanya dorongan dan paksaan dari manapun
Baiklah sobat,dari sini kita bisa megambil kesimpulan bahwa anak kost dan santri pondok tidaklah jauh beda ,Cuma dipondok kita lebih mendapat pendidikan  dan peraturan yang mengikat sehingga memungkinkan kehidupan kita lebih aman dan teratur pola kehidupan kita ,tetapi tidak sepenuhnya kost ibarat burung lepas  bebas mengepakkan sayapnya ,tetap ada juga yang mempunyai tujuan hidup,so semuanya tergantung individu masing-masing

Materi Pelatihan Muharrik LPPNU di Hotel Insumo Palace Kediri

Rekan  dan Rekanita yang menginginkan file materi pelatihan Muharrik LLPNU di Hotel Insumo Palace Kediri yang di laksanakan tanggal 18-21 Mei 2016...admin menyediakan filenya di blog ini, file ini asli dari pematerinya ....monggo langsung di sedot....
disini

Pembinaan remaja bermasalah


Sosok remaja dapat kita kenali secara lahiriyah dan batiniyah ,secara lahriyah mereka penuh vitalitas dan energik,mereka mudah meniru suatu kecenderungan modis dan mengidentifikassi diri dengan tokoh idolanya .
Secara batiniyah atau mental spiritual dapat dikatakan bahwa mereka lebih menonjolkan emosi daripada rasio,udah terbawa arus ,akibatnya mereka dapat dengan mudah terbawa hal-hal yang negatif ,disamping itu pada umumnya mereka memiliki ketahanan yang rapuh dan tidak banyak yang tahan banting.
Bagaimana maksud remaja bermasalah ?yang dimaksud remaja bermasalah adalah remaja yang nakal dan derajat kenakalannya sudah diluar batas toleransi ,mengenal remaja sosok remaja bermasalah sangat perlu dan penting .karena remaja seperti itu banyak jumlahnya disamping itu melaksanakan preventif sekaligus enormalkan kembali keadaannya
Hal yang penting dan tampak jelas pada remaja bermasalah adalah tipisna kedisiplinan mereka  dalam mematuhi peraturan sekolah,mereka sering membolos atau meninggalkan sekolah sebelum waktunya,dalam kondisi tertentu mereka tidak mampu lagi dinasihati,diluar sekolah membuat masalah dan pada akhirnya terlibat perkelahian yang mampu mempengaruri teman-temannya yang lain ,secara lahiriyah mereka tampak liar.
Para pakar sepakat bahwa remaja bermasalah adalah disebabkan karena kurangnya perhatian ,baik dari orang tua mereka maupun  dari lingkungan keluarga,orang tua yang selalu sibuk menjadi jarang berkomunikasi dengan anaknya ,broken home juga membuat anaknya jadi kurang perhatian ,akibatnya akan berpengaruh negatif