=>

=>

Google Flag Translator(terjemahan)

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Jumat, 20 Mei 2016

5 Tanda Orang Bertaqwa – Dari Tahajud & Tausiyah di Al Jabbar

JAKARTA – Akhir bulan lalu di Masjid Al Jabbar Jatibening Estate, kembali diadakan Tahajud & Muhasabah yang dipimpin oleh Ustadz Komaruddin Cholil dari Daarut Tauhiid Bandung. Kang Komar -begitu biasa kami menyapanya- adalah mantan Kepala Rombongan (Karom) Kelompok 3 Haji DT 1426H yang kami ikuti. Saat ini beliau masih aktif sebagai Kepala Divisi Pelatihan Yayasan Daarut Tauhiid Bandung.
Adalah suatu kebetulan yang menyenangkan ketika pertama kali mendengar kabar kang Komar diundang oleh pengurus taklim Masjid Al Jabbar untuk mengimami sholat Tahajud berjamaah dan memberikan tausiyah ba’da sholat subuh pada hari Sabtu terakhir tiap bulannya. Mengapa disebutkan kebetulan yang menyenangkan karena Masjid Al Jabbar terletak di seberang komplek perumahan kami dan kami pun awalnya tidak mengenal sama sekali dengan pengurus Masjid Al Jabbar tersebut. Jadilah kami anggota ‘sisipan’ majelis taklim tiap bulannya dan alhamdulillah para pengurus dan jamaah sangat membuka lebar tangannya untuk menyambut kehadiran diri ini di acara itu.

Sabtu kemarin, kang Komar ternyata menginap di Masjid Al Jabbar. Ini dikarenakan bulan lalu beliau absen karena terlambat bangun untuk pergi ke Bekasi. Maklum, kang Komar yang super sibuk ini tinggal di Bandung dan untuk pergi ke Bekasi minimal harus menempuh waktu 2 jam.
Ada yang sempat aku catat waktu menghadiri muhasabah dan tausiyah kang Komar sabtu kemarin. Salah satunya adalah 5 Tanda Orang Bertaqwa menurut Syaidinna Usman bin Affan:
  1. Tidak suka bergaul kecuali bergaul dengan orang-orang yang sholeh/sholehah, yang menjaga lisannya.
    Seperti penggalan lagu Tombo Ati, salah satunya adalah bergaul dengan orang-orang sholeh karena kita akan mendapatkan banyak dakwah, masukan, kritik yang membangun dan ketenangan bila mendapatkannya dari orang-orang yang hanya mengucap kebenaran.
  2. Jika mendapat musibah duniawi, ia menganggapnya sebagai ujian dari Allah SWT.
    Salah satu yang mengangkat diri kita di mata Allah adalah lulusnya kita dari ujian yang diberikanNya. Ujian bukan hanya yang bersifat bala musibah, namun kenikmatan dalam hidup ini adalah ujian yang lebih besar. Bila diberikan musibah orang lebih mudah ingat kepada Allah namun saat diberi ujian kenikmatan, saat itulah Allah benar-benar sedang menguji kita.
  3. Jika mendapat musibah dalam urusan agama ia akan sangat menyesalinya.
    Teringat cerita Syaidina Umar bin Khattab yang ketinggalan satu rakaat shalat Ashar di Masjid hanya karena beliau sedang asyik berada dalam kebun kurmanya. Mengetahui dirinya telah tertinggal satu rakaat dalam berjamaah, Syaidina Umar pun begitu menyesali perbuatannya sehingga kebun kurma yang dianggap sebagai penyebab musibah itu akhirnya dijual.
  4. Tidak suka memenuhi perutnya dengan makanan haram & tidak sampai kenyang.
    Ini merupakan manifestasi dari sabda Rasulullah yang berbunyi ‘Makanlah sebelum engkau lapar dan berhentilah makan sebelum kenyang‘. Sungguh suatu perintah yang seakan-akan mudah dilaksanakan namun saat mempraktekannya dalam kehidupan sehari-hari betapa sulitnya melakukan hal itu. Dari sinilah bentuk ketakwaan seorang mukmin dibentuk.
  5. Apabila memandang orang lain, orang itu lebih sholeh dari dirinya. Tapi bila memandang diri sendiri, dirinya adalah orang yang penuh dosa.
    Nampaknya banyak diantara kita, apalagi yang telah diberikan hidayah dari Allah berupa kenikmatan dalam beribadah, kemudahan dalam bertahajud, keringanan dalam berpuasa sunah atau keindahan dalam melantunkan ayat-ayat Al-Qur’an, mudah menganggap dirinya lebih sholeh dibanding lainnya. Padahal sikap merendah adalah salah satu yang dianjurkan oleh Rasul. Belajar tawadhu’ dan senantiasa melakukan amal ibadah tanpa membandingkan dengan orang lain adalah start yang baik untuk meningkatkan kualitas ketakwaan diri.
Sebelum mengakhiri tausiyah subuh kala itu, kang Komar juga memberitahukan ada 4 waktu yang tidak boleh disia-siakan, yaitu:
  • Waktu untuk bermunajat
    Setiap saat, bahkan saat mau tidur pun disunnahkan bertasbih, berzikir atau membaca Kalamullah. Bila kita tertidur saat kita sedang bermunajat, insya Allah kita dianggap sedang berdoa selama kita tidur, subhanallah.
  • Waktu untuk meminta maaf dan berterima kasih
    Tanpa pernah tahu kapan kepulangan kita ke Illahi Robbi, manfaatkan waktu yang ada untuk meminta maaf atas segala kesalahan kita dan berterima kasih kepada siapa-siapa yang telah membantu kita dalam hal apapun. Terutama bagi yang masih memiliki orang tua, sekarang juga kirim doa dan hubungi mereka, ucapkan maaf dan terima kasih atas segala yang telah mereka lakukan kepada kita.
  • Waktu untuk mengevaluasi diri
    Bertafakur, mengingat-ingat kembali dosa yang pernah dilakukan dan berjanji untuk tidak melakukannya kembali adalah perbuatan terpuji. Kadang dengan seringnya kita mengevaluasi diri kita, apa-apa yang menjadi kekurangan maupun kelebihan dalam hidup ini, dapat menjadikan modal yang berharga untuk masa depan.
  • Waktu untuk beramal sholeh
    Tidak perlu menunggu tanggal gajian, seberapapun yang kita miliki saat melihat ada yang sedang membutuhkan, mari ulurkan tangan. Allah akan melihat sekecil apapun amal ibadah kita dan akan menggantinya berlipat ganda apabila keikhlasan ada dibalik perbuatan kita membantu sesama.
Alhamdulillah, sepulangnya dari Al Jabbar, kang Komar bersedia meluangkan waktunya untuk mampir ke rumah kami. Namun kedatangan yang mendadak ini nampaknya kurang bisa diantisipasi oleh Utami yang kebetulan berhalangan untuk bertahajud di Al Jabbar. karom-di-rumah.jpg
Awalnya, aku menawari kang Komar untuk sarapan pagi. Beliau dan dua orang temannya pun mengikutiku pulang. Sampai di rumah, ternyata LPG sedang habis dan pagi itu tabung yang terisi ngadat pula tak mau menyala. Alhasil, kang Komar dan rombongan hanya menyeduh teh hangat dan snack ala kadarnya. Rencana untuk sarapan bersama pun buyar karena beliau harus segera kembali ke Bandung untuk mengisi jadwal kegiatan berikutnya.

0 komentar:

Posting Komentar

Rekan dan Rekanita Pengunjung yang terhormat, Silahkan isi komentar dan tinggalkan jejak di sini...Kritik dan saran serta backlink nya sangat diharapkan demi kemajuan blog ini ....Terimakasih...atas kunjungan anda...
Budayakan Tabayyun...
SELAMAT BELAJAR, BERJUANG DAN BERTAQWA...
No Spam, No Junk, No SARA, NO Pornografi, No Atheis...No...No....