HOLOPIS KUNTUL BARIS
Holopis kuntul baris…
Holopis kuntul baris…
Holopis kuntul baris…
Holopis kuntul baris…
Nahaha Rekan dan Rekanita sekalian pasti gak udah asing dong dengan
peribahasa diatas, karena peribahasa itu pernah diucapkan oleh Presiden
Soekarno di dalam pidatonya. bahkan sekarang di pakai semboyan oleh bapak Halim ketua Dewan Pimpinan Wilayah Partai Kebangkitan Bangsa Jawa Timur dalam acara MUNAS DPW PKB Jawa timur..
tapi belum banyak yang tau apa artinya semboyan tersebut,maka di sini admin mau menceritakan asal-usul dan arti dari peribahasa tersebut...
sebagaimana yang admin ketahui bahwa "Holopis Kuntul Baris" itu artinya Semangat Gotong Royong.intinya dalam organisasi di perlukan gotong royong dan kebersamaan
Dari
segi arti, Holopis kuntul baris merupakan paribasan jawa, yang artinya
saiyeg saeka praya, bebarengan mrantasi gawe (wikipedia), maksudnya
kurang lebih bekerja dengan gotong royong. Ada berbagai cerita asal mula
peribahasa ini.
Saya pernah membaca pengalaman seseorang di suatu blog, sebut saja Mr. Ho. Beliau mendengar peribahasa ini pertama kali saat duduk di bangku SD. Dia penasaran kenapa yang dijadikan lambang adalah burung kuntul (sejenis burung sawah) bukan burung pipit, blekok atau yang lain. manuk kuntul baris Rasa penasaran ini dia bawa sampai rumah dan diungkapkan kepada neneknya. Neneknya menjelaskan, bahwa tidak ada satu jenis burungpun yang bisa berbaris. Di dunia ini yang bisa berbaris ya hanya manusia, dan jaman dahulu hanya kaum pria yang melakukan baris berbaris. Kata “kuntul” digunakan untuk memperhalus saja, demi menghindari kesan saru. Saru??? Mr.Ho kecil jadi tambah bingung. Akhirnya karena melihat cucunya tidak mengerti juga, sang nenek menjelaskan bahwa ungkapan yang benar adalah “holopis kuntul baris”, huruf “u” pada “kuntul”, mestinya ditulis dengan huruf “o”. Mr.Ho kecil tertawa mendengar penjelasan yang sejelas-jelasnya ini, begitu juga saya yang membaca blognya…he..he..
Saya baca lagi dari blog seseorang yang lain, sebuat saja Mr. BO. Menurutnya kalimat ‘holopis kuntul baris’ ini berasal dari bahasa Belanda. Konon pada sekitar abad ke-16, kapal milik VOC berlabuh di Tuban dan pada saat bongkar muatan, salah satu awak kapalnya berteriak “HELP, IETS ONTILBAARS” (Tolong, ada barang yang tidak terangkat!), dan satu kapal saling bantu untuk mengangkat barang yang terlupa tadi. Nah, orang Jawa yang mendengar kalimat itu dan melihat kelakuan para ABK VOC ini memelesetkan kalimat tersebut, karena lidah Jawa yang terkenal kaku hingga menjadi ‘HOLOPIS KUNTUL BARIS’. Ehm…iya deh.
Referensi ketiga, dari Blog Mrs. Girl yang mendapatkan informasi asal peribahasa jawa ini langsung dari ayahandanya. Kata holopis kuntul baris berasal dari sebuah legenda konglomerat Spanyol bernama Don Lopez Conte de Basis. Suatu ketika konglomerat ini bangkrut hingga tak memiliki harta apapun. Lalu dengan penuh kerendahan hati beliau bekerja sebagai kuli di pelabuhan. Setiap kali mengangkat barang yang berat Don Lopez ini selalu mengajak para kuli yang ada di situ untuk bergotong royong bersama mengangkat barang tersebut dengan penuh semangat kebersamaan. Legenda inilah yang akhirnya sampai ke tanah Jawa pada masa awal kemerdekaan. Kemudian semangat kerjasama dan gotong royong dalam legenda itu diadopsi oleh rakyat yang sedang membangun negara ini. Ketika sedang mengerjakan sesuatu yang berat dan butuh kerjasama, maka yang diteriakkan adalah nama konglomerat Spanyol tersebut. Namun karena lidah inlander, maka hasilnya menjadi “HOLOPIS KUNTUL BARISSSSS!!!”…semangaaat!!!!
Jadi, mana yang benar? Saya pikir tidaklah penting, yang pasti peribahasa ini berhasil menjadi lambang semangat pada diri banyak orang jawa dari jaman dahulu hingga sekarang, bahkan pernah dilontarkan oleh Bung Karno pada salah satu pidatonya untuk membakar semangat rakyat dalam bahu membahu mengatasi pekerjaan atau permasalahan yang sulit. - See more at: http://noufaldiary.blogspot.co.id/2013/09/holopiskuntulbaris.html#sthash.dkB1hFaT.dpuf
Saya pernah membaca pengalaman seseorang di suatu blog, sebut saja Mr. Ho. Beliau mendengar peribahasa ini pertama kali saat duduk di bangku SD. Dia penasaran kenapa yang dijadikan lambang adalah burung kuntul (sejenis burung sawah) bukan burung pipit, blekok atau yang lain. manuk kuntul baris Rasa penasaran ini dia bawa sampai rumah dan diungkapkan kepada neneknya. Neneknya menjelaskan, bahwa tidak ada satu jenis burungpun yang bisa berbaris. Di dunia ini yang bisa berbaris ya hanya manusia, dan jaman dahulu hanya kaum pria yang melakukan baris berbaris. Kata “kuntul” digunakan untuk memperhalus saja, demi menghindari kesan saru. Saru??? Mr.Ho kecil jadi tambah bingung. Akhirnya karena melihat cucunya tidak mengerti juga, sang nenek menjelaskan bahwa ungkapan yang benar adalah “holopis kuntul baris”, huruf “u” pada “kuntul”, mestinya ditulis dengan huruf “o”. Mr.Ho kecil tertawa mendengar penjelasan yang sejelas-jelasnya ini, begitu juga saya yang membaca blognya…he..he..
Saya baca lagi dari blog seseorang yang lain, sebuat saja Mr. BO. Menurutnya kalimat ‘holopis kuntul baris’ ini berasal dari bahasa Belanda. Konon pada sekitar abad ke-16, kapal milik VOC berlabuh di Tuban dan pada saat bongkar muatan, salah satu awak kapalnya berteriak “HELP, IETS ONTILBAARS” (Tolong, ada barang yang tidak terangkat!), dan satu kapal saling bantu untuk mengangkat barang yang terlupa tadi. Nah, orang Jawa yang mendengar kalimat itu dan melihat kelakuan para ABK VOC ini memelesetkan kalimat tersebut, karena lidah Jawa yang terkenal kaku hingga menjadi ‘HOLOPIS KUNTUL BARIS’. Ehm…iya deh.
Referensi ketiga, dari Blog Mrs. Girl yang mendapatkan informasi asal peribahasa jawa ini langsung dari ayahandanya. Kata holopis kuntul baris berasal dari sebuah legenda konglomerat Spanyol bernama Don Lopez Conte de Basis. Suatu ketika konglomerat ini bangkrut hingga tak memiliki harta apapun. Lalu dengan penuh kerendahan hati beliau bekerja sebagai kuli di pelabuhan. Setiap kali mengangkat barang yang berat Don Lopez ini selalu mengajak para kuli yang ada di situ untuk bergotong royong bersama mengangkat barang tersebut dengan penuh semangat kebersamaan. Legenda inilah yang akhirnya sampai ke tanah Jawa pada masa awal kemerdekaan. Kemudian semangat kerjasama dan gotong royong dalam legenda itu diadopsi oleh rakyat yang sedang membangun negara ini. Ketika sedang mengerjakan sesuatu yang berat dan butuh kerjasama, maka yang diteriakkan adalah nama konglomerat Spanyol tersebut. Namun karena lidah inlander, maka hasilnya menjadi “HOLOPIS KUNTUL BARISSSSS!!!”…semangaaat!!!!
Jadi, mana yang benar? Saya pikir tidaklah penting, yang pasti peribahasa ini berhasil menjadi lambang semangat pada diri banyak orang jawa dari jaman dahulu hingga sekarang, bahkan pernah dilontarkan oleh Bung Karno pada salah satu pidatonya untuk membakar semangat rakyat dalam bahu membahu mengatasi pekerjaan atau permasalahan yang sulit. - See more at: http://noufaldiary.blogspot.co.id/2013/09/holopiskuntulbaris.html#sthash.dkB1hFaT.dpuf
Dari
segi arti, Holopis kuntul baris merupakan paribasan jawa, yang artinya
saiyeg saeka praya, bebarengan mrantasi gawe (wikipedia), maksudnya
kurang lebih bekerja dengan gotong royong. Ada berbagai cerita asal mula
peribahasa ini.
Saya pernah membaca pengalaman seseorang di suatu blog, sebut saja Mr. Ho. Beliau mendengar peribahasa ini pertama kali saat duduk di bangku SD. Dia penasaran kenapa yang dijadikan lambang adalah burung kuntul (sejenis burung sawah) bukan burung pipit, blekok atau yang lain. manuk kuntul baris Rasa penasaran ini dia bawa sampai rumah dan diungkapkan kepada neneknya. Neneknya menjelaskan, bahwa tidak ada satu jenis burungpun yang bisa berbaris. Di dunia ini yang bisa berbaris ya hanya manusia, dan jaman dahulu hanya kaum pria yang melakukan baris berbaris. Kata “kuntul” digunakan untuk memperhalus saja, demi menghindari kesan saru. Saru??? Mr.Ho kecil jadi tambah bingung. Akhirnya karena melihat cucunya tidak mengerti juga, sang nenek menjelaskan bahwa ungkapan yang benar adalah “holopis kuntul baris”, huruf “u” pada “kuntul”, mestinya ditulis dengan huruf “o”. Mr.Ho kecil tertawa mendengar penjelasan yang sejelas-jelasnya ini, begitu juga saya yang membaca blognya…he..he..
Saya baca lagi dari blog seseorang yang lain, sebuat saja Mr. BO. Menurutnya kalimat ‘holopis kuntul baris’ ini berasal dari bahasa Belanda. Konon pada sekitar abad ke-16, kapal milik VOC berlabuh di Tuban dan pada saat bongkar muatan, salah satu awak kapalnya berteriak “HELP, IETS ONTILBAARS” (Tolong, ada barang yang tidak terangkat!), dan satu kapal saling bantu untuk mengangkat barang yang terlupa tadi. Nah, orang Jawa yang mendengar kalimat itu dan melihat kelakuan para ABK VOC ini memelesetkan kalimat tersebut, karena lidah Jawa yang terkenal kaku hingga menjadi ‘HOLOPIS KUNTUL BARIS’. Ehm…iya deh.
Referensi ketiga, dari Blog Mrs. Girl yang mendapatkan informasi asal peribahasa jawa ini langsung dari ayahandanya. Kata holopis kuntul baris berasal dari sebuah legenda konglomerat Spanyol bernama Don Lopez Conte de Basis. Suatu ketika konglomerat ini bangkrut hingga tak memiliki harta apapun. Lalu dengan penuh kerendahan hati beliau bekerja sebagai kuli di pelabuhan. Setiap kali mengangkat barang yang berat Don Lopez ini selalu mengajak para kuli yang ada di situ untuk bergotong royong bersama mengangkat barang tersebut dengan penuh semangat kebersamaan. Legenda inilah yang akhirnya sampai ke tanah Jawa pada masa awal kemerdekaan. Kemudian semangat kerjasama dan gotong royong dalam legenda itu diadopsi oleh rakyat yang sedang membangun negara ini. Ketika sedang mengerjakan sesuatu yang berat dan butuh kerjasama, maka yang diteriakkan adalah nama konglomerat Spanyol tersebut. Namun karena lidah inlander, maka hasilnya menjadi “HOLOPIS KUNTUL BARISSSSS!!!”…semangaaat!!!!
Jadi, mana yang benar? Saya pikir tidaklah penting, yang pasti peribahasa ini berhasil menjadi lambang semangat pada diri banyak orang jawa dari jaman dahulu hingga sekarang, bahkan pernah dilontarkan oleh Bung Karno pada salah satu pidatonya untuk membakar semangat rakyat dalam bahu membahu mengatasi pekerjaan atau permasalahan yang sulit. - See more at: http://noufaldiary.blogspot.co.id/2013/09/holopiskuntulbaris.html#sthash.dkB1hFaT.dpuf
Saya pernah membaca pengalaman seseorang di suatu blog, sebut saja Mr. Ho. Beliau mendengar peribahasa ini pertama kali saat duduk di bangku SD. Dia penasaran kenapa yang dijadikan lambang adalah burung kuntul (sejenis burung sawah) bukan burung pipit, blekok atau yang lain. manuk kuntul baris Rasa penasaran ini dia bawa sampai rumah dan diungkapkan kepada neneknya. Neneknya menjelaskan, bahwa tidak ada satu jenis burungpun yang bisa berbaris. Di dunia ini yang bisa berbaris ya hanya manusia, dan jaman dahulu hanya kaum pria yang melakukan baris berbaris. Kata “kuntul” digunakan untuk memperhalus saja, demi menghindari kesan saru. Saru??? Mr.Ho kecil jadi tambah bingung. Akhirnya karena melihat cucunya tidak mengerti juga, sang nenek menjelaskan bahwa ungkapan yang benar adalah “holopis kuntul baris”, huruf “u” pada “kuntul”, mestinya ditulis dengan huruf “o”. Mr.Ho kecil tertawa mendengar penjelasan yang sejelas-jelasnya ini, begitu juga saya yang membaca blognya…he..he..
Saya baca lagi dari blog seseorang yang lain, sebuat saja Mr. BO. Menurutnya kalimat ‘holopis kuntul baris’ ini berasal dari bahasa Belanda. Konon pada sekitar abad ke-16, kapal milik VOC berlabuh di Tuban dan pada saat bongkar muatan, salah satu awak kapalnya berteriak “HELP, IETS ONTILBAARS” (Tolong, ada barang yang tidak terangkat!), dan satu kapal saling bantu untuk mengangkat barang yang terlupa tadi. Nah, orang Jawa yang mendengar kalimat itu dan melihat kelakuan para ABK VOC ini memelesetkan kalimat tersebut, karena lidah Jawa yang terkenal kaku hingga menjadi ‘HOLOPIS KUNTUL BARIS’. Ehm…iya deh.
Referensi ketiga, dari Blog Mrs. Girl yang mendapatkan informasi asal peribahasa jawa ini langsung dari ayahandanya. Kata holopis kuntul baris berasal dari sebuah legenda konglomerat Spanyol bernama Don Lopez Conte de Basis. Suatu ketika konglomerat ini bangkrut hingga tak memiliki harta apapun. Lalu dengan penuh kerendahan hati beliau bekerja sebagai kuli di pelabuhan. Setiap kali mengangkat barang yang berat Don Lopez ini selalu mengajak para kuli yang ada di situ untuk bergotong royong bersama mengangkat barang tersebut dengan penuh semangat kebersamaan. Legenda inilah yang akhirnya sampai ke tanah Jawa pada masa awal kemerdekaan. Kemudian semangat kerjasama dan gotong royong dalam legenda itu diadopsi oleh rakyat yang sedang membangun negara ini. Ketika sedang mengerjakan sesuatu yang berat dan butuh kerjasama, maka yang diteriakkan adalah nama konglomerat Spanyol tersebut. Namun karena lidah inlander, maka hasilnya menjadi “HOLOPIS KUNTUL BARISSSSS!!!”…semangaaat!!!!
Jadi, mana yang benar? Saya pikir tidaklah penting, yang pasti peribahasa ini berhasil menjadi lambang semangat pada diri banyak orang jawa dari jaman dahulu hingga sekarang, bahkan pernah dilontarkan oleh Bung Karno pada salah satu pidatonya untuk membakar semangat rakyat dalam bahu membahu mengatasi pekerjaan atau permasalahan yang sulit. - See more at: http://noufaldiary.blogspot.co.id/2013/09/holopiskuntulbaris.html#sthash.dkB1hFaT.dpuf
Dari
segi arti, Holopis kuntul baris merupakan paribasan jawa, yang artinya
saiyeg saeka praya, bebarengan mrantasi gawe (wikipedia), maksudnya
kurang lebih bekerja dengan gotong royong. Ada berbagai cerita asal mula
peribahasa ini.
Saya pernah membaca pengalaman seseorang di suatu blog, sebut saja Mr. Ho. Beliau mendengar peribahasa ini pertama kali saat duduk di bangku SD. Dia penasaran kenapa yang dijadikan lambang adalah burung kuntul (sejenis burung sawah) bukan burung pipit, blekok atau yang lain. manuk kuntul baris Rasa penasaran ini dia bawa sampai rumah dan diungkapkan kepada neneknya. Neneknya menjelaskan, bahwa tidak ada satu jenis burungpun yang bisa berbaris. Di dunia ini yang bisa berbaris ya hanya manusia, dan jaman dahulu hanya kaum pria yang melakukan baris berbaris. Kata “kuntul” digunakan untuk memperhalus saja, demi menghindari kesan saru. Saru??? Mr.Ho kecil jadi tambah bingung. Akhirnya karena melihat cucunya tidak mengerti juga, sang nenek menjelaskan bahwa ungkapan yang benar adalah “holopis kuntul baris”, huruf “u” pada “kuntul”, mestinya ditulis dengan huruf “o”. Mr.Ho kecil tertawa mendengar penjelasan yang sejelas-jelasnya ini, begitu juga saya yang membaca blognya…he..he..
Saya baca lagi dari blog seseorang yang lain, sebuat saja Mr. BO. Menurutnya kalimat ‘holopis kuntul baris’ ini berasal dari bahasa Belanda. Konon pada sekitar abad ke-16, kapal milik VOC berlabuh di Tuban dan pada saat bongkar muatan, salah satu awak kapalnya berteriak “HELP, IETS ONTILBAARS” (Tolong, ada barang yang tidak terangkat!), dan satu kapal saling bantu untuk mengangkat barang yang terlupa tadi. Nah, orang Jawa yang mendengar kalimat itu dan melihat kelakuan para ABK VOC ini memelesetkan kalimat tersebut, karena lidah Jawa yang terkenal kaku hingga menjadi ‘HOLOPIS KUNTUL BARIS’. Ehm…iya deh.
Referensi ketiga, dari Blog Mrs. Girl yang mendapatkan informasi asal peribahasa jawa ini langsung dari ayahandanya. Kata holopis kuntul baris berasal dari sebuah legenda konglomerat Spanyol bernama Don Lopez Conte de Basis. Suatu ketika konglomerat ini bangkrut hingga tak memiliki harta apapun. Lalu dengan penuh kerendahan hati beliau bekerja sebagai kuli di pelabuhan. Setiap kali mengangkat barang yang berat Don Lopez ini selalu mengajak para kuli yang ada di situ untuk bergotong royong bersama mengangkat barang tersebut dengan penuh semangat kebersamaan. Legenda inilah yang akhirnya sampai ke tanah Jawa pada masa awal kemerdekaan. Kemudian semangat kerjasama dan gotong royong dalam legenda itu diadopsi oleh rakyat yang sedang membangun negara ini. Ketika sedang mengerjakan sesuatu yang berat dan butuh kerjasama, maka yang diteriakkan adalah nama konglomerat Spanyol tersebut. Namun karena lidah inlander, maka hasilnya menjadi “HOLOPIS KUNTUL BARISSSSS!!!”…semangaaat!!!!
Jadi, mana yang benar? Saya pikir tidaklah penting, yang pasti peribahasa ini berhasil menjadi lambang semangat pada diri banyak orang jawa dari jaman dahulu hingga sekarang, bahkan pernah dilontarkan oleh Bung Karno pada salah satu pidatonya untuk membakar semangat rakyat dalam bahu membahu mengatasi pekerjaan atau permasalahan yang sulit. - See more at: http://noufaldiary.blogspot.co.id/2013/09/holopiskuntulbaris.html#sthash.dkB1hFaT.dpuf
Saya pernah membaca pengalaman seseorang di suatu blog, sebut saja Mr. Ho. Beliau mendengar peribahasa ini pertama kali saat duduk di bangku SD. Dia penasaran kenapa yang dijadikan lambang adalah burung kuntul (sejenis burung sawah) bukan burung pipit, blekok atau yang lain. manuk kuntul baris Rasa penasaran ini dia bawa sampai rumah dan diungkapkan kepada neneknya. Neneknya menjelaskan, bahwa tidak ada satu jenis burungpun yang bisa berbaris. Di dunia ini yang bisa berbaris ya hanya manusia, dan jaman dahulu hanya kaum pria yang melakukan baris berbaris. Kata “kuntul” digunakan untuk memperhalus saja, demi menghindari kesan saru. Saru??? Mr.Ho kecil jadi tambah bingung. Akhirnya karena melihat cucunya tidak mengerti juga, sang nenek menjelaskan bahwa ungkapan yang benar adalah “holopis kuntul baris”, huruf “u” pada “kuntul”, mestinya ditulis dengan huruf “o”. Mr.Ho kecil tertawa mendengar penjelasan yang sejelas-jelasnya ini, begitu juga saya yang membaca blognya…he..he..
Saya baca lagi dari blog seseorang yang lain, sebuat saja Mr. BO. Menurutnya kalimat ‘holopis kuntul baris’ ini berasal dari bahasa Belanda. Konon pada sekitar abad ke-16, kapal milik VOC berlabuh di Tuban dan pada saat bongkar muatan, salah satu awak kapalnya berteriak “HELP, IETS ONTILBAARS” (Tolong, ada barang yang tidak terangkat!), dan satu kapal saling bantu untuk mengangkat barang yang terlupa tadi. Nah, orang Jawa yang mendengar kalimat itu dan melihat kelakuan para ABK VOC ini memelesetkan kalimat tersebut, karena lidah Jawa yang terkenal kaku hingga menjadi ‘HOLOPIS KUNTUL BARIS’. Ehm…iya deh.
Referensi ketiga, dari Blog Mrs. Girl yang mendapatkan informasi asal peribahasa jawa ini langsung dari ayahandanya. Kata holopis kuntul baris berasal dari sebuah legenda konglomerat Spanyol bernama Don Lopez Conte de Basis. Suatu ketika konglomerat ini bangkrut hingga tak memiliki harta apapun. Lalu dengan penuh kerendahan hati beliau bekerja sebagai kuli di pelabuhan. Setiap kali mengangkat barang yang berat Don Lopez ini selalu mengajak para kuli yang ada di situ untuk bergotong royong bersama mengangkat barang tersebut dengan penuh semangat kebersamaan. Legenda inilah yang akhirnya sampai ke tanah Jawa pada masa awal kemerdekaan. Kemudian semangat kerjasama dan gotong royong dalam legenda itu diadopsi oleh rakyat yang sedang membangun negara ini. Ketika sedang mengerjakan sesuatu yang berat dan butuh kerjasama, maka yang diteriakkan adalah nama konglomerat Spanyol tersebut. Namun karena lidah inlander, maka hasilnya menjadi “HOLOPIS KUNTUL BARISSSSS!!!”…semangaaat!!!!
Jadi, mana yang benar? Saya pikir tidaklah penting, yang pasti peribahasa ini berhasil menjadi lambang semangat pada diri banyak orang jawa dari jaman dahulu hingga sekarang, bahkan pernah dilontarkan oleh Bung Karno pada salah satu pidatonya untuk membakar semangat rakyat dalam bahu membahu mengatasi pekerjaan atau permasalahan yang sulit. - See more at: http://noufaldiary.blogspot.co.id/2013/09/holopiskuntulbaris.html#sthash.dkB1hFaT.dpuf
Dari
segi arti, Holopis kuntul baris merupakan paribasan jawa, yang artinya
saiyeg saeka praya, bebarengan mrantasi gawe (wikipedia), maksudnya
kurang lebih bekerja dengan gotong royong. Ada berbagai cerita asal mula
peribahasa ini.
Saya pernah membaca pengalaman seseorang di suatu blog, sebut saja Mr. Ho. Beliau mendengar peribahasa ini pertama kali saat duduk di bangku SD. Dia penasaran kenapa yang dijadikan lambang adalah burung kuntul (sejenis burung sawah) bukan burung pipit, blekok atau yang lain. manuk kuntul baris Rasa penasaran ini dia bawa sampai rumah dan diungkapkan kepada neneknya. Neneknya menjelaskan, bahwa tidak ada satu jenis burungpun yang bisa berbaris. Di dunia ini yang bisa berbaris ya hanya manusia, dan jaman dahulu hanya kaum pria yang melakukan baris berbaris. Kata “kuntul” digunakan untuk memperhalus saja, demi menghindari kesan saru. Saru??? Mr.Ho kecil jadi tambah bingung. Akhirnya karena melihat cucunya tidak mengerti juga, sang nenek menjelaskan bahwa ungkapan yang benar adalah “holopis kuntul baris”, huruf “u” pada “kuntul”, mestinya ditulis dengan huruf “o”. Mr.Ho kecil tertawa mendengar penjelasan yang sejelas-jelasnya ini, begitu juga saya yang membaca blognya…he..he..
Saya baca lagi dari blog seseorang yang lain, sebuat saja Mr. BO. Menurutnya kalimat ‘holopis kuntul baris’ ini berasal dari bahasa Belanda. Konon pada sekitar abad ke-16, kapal milik VOC berlabuh di Tuban dan pada saat bongkar muatan, salah satu awak kapalnya berteriak “HELP, IETS ONTILBAARS” (Tolong, ada barang yang tidak terangkat!), dan satu kapal saling bantu untuk mengangkat barang yang terlupa tadi. Nah, orang Jawa yang mendengar kalimat itu dan melihat kelakuan para ABK VOC ini memelesetkan kalimat tersebut, karena lidah Jawa yang terkenal kaku hingga menjadi ‘HOLOPIS KUNTUL BARIS’. Ehm…iya deh.
Referensi ketiga, dari Blog Mrs. Girl yang mendapatkan informasi asal peribahasa jawa ini langsung dari ayahandanya. Kata holopis kuntul baris berasal dari sebuah legenda konglomerat Spanyol bernama Don Lopez Conte de Basis. Suatu ketika konglomerat ini bangkrut hingga tak memiliki harta apapun. Lalu dengan penuh kerendahan hati beliau bekerja sebagai kuli di pelabuhan. Setiap kali mengangkat barang yang berat Don Lopez ini selalu mengajak para kuli yang ada di situ untuk bergotong royong bersama mengangkat barang tersebut dengan penuh semangat kebersamaan. Legenda inilah yang akhirnya sampai ke tanah Jawa pada masa awal kemerdekaan. Kemudian semangat kerjasama dan gotong royong dalam legenda itu diadopsi oleh rakyat yang sedang membangun negara ini. Ketika sedang mengerjakan sesuatu yang berat dan butuh kerjasama, maka yang diteriakkan adalah nama konglomerat Spanyol tersebut. Namun karena lidah inlander, maka hasilnya menjadi “HOLOPIS KUNTUL BARISSSSS!!!”…semangaaat!!!!
Jadi, mana yang benar? Saya pikir tidaklah penting, yang pasti peribahasa ini berhasil menjadi lambang semangat pada diri banyak orang jawa dari jaman dahulu hingga sekarang, bahkan pernah dilontarkan oleh Bung Karno pada salah satu pidatonya untuk membakar semangat rakyat dalam bahu membahu mengatasi pekerjaan atau permasalahan yang sulit. - See more at: http://noufaldiary.blogspot.co.id/2013/09/holopiskuntulbaris.html#sthash.dkB1hFaT.dpuf
Saya pernah membaca pengalaman seseorang di suatu blog, sebut saja Mr. Ho. Beliau mendengar peribahasa ini pertama kali saat duduk di bangku SD. Dia penasaran kenapa yang dijadikan lambang adalah burung kuntul (sejenis burung sawah) bukan burung pipit, blekok atau yang lain. manuk kuntul baris Rasa penasaran ini dia bawa sampai rumah dan diungkapkan kepada neneknya. Neneknya menjelaskan, bahwa tidak ada satu jenis burungpun yang bisa berbaris. Di dunia ini yang bisa berbaris ya hanya manusia, dan jaman dahulu hanya kaum pria yang melakukan baris berbaris. Kata “kuntul” digunakan untuk memperhalus saja, demi menghindari kesan saru. Saru??? Mr.Ho kecil jadi tambah bingung. Akhirnya karena melihat cucunya tidak mengerti juga, sang nenek menjelaskan bahwa ungkapan yang benar adalah “holopis kuntul baris”, huruf “u” pada “kuntul”, mestinya ditulis dengan huruf “o”. Mr.Ho kecil tertawa mendengar penjelasan yang sejelas-jelasnya ini, begitu juga saya yang membaca blognya…he..he..
Saya baca lagi dari blog seseorang yang lain, sebuat saja Mr. BO. Menurutnya kalimat ‘holopis kuntul baris’ ini berasal dari bahasa Belanda. Konon pada sekitar abad ke-16, kapal milik VOC berlabuh di Tuban dan pada saat bongkar muatan, salah satu awak kapalnya berteriak “HELP, IETS ONTILBAARS” (Tolong, ada barang yang tidak terangkat!), dan satu kapal saling bantu untuk mengangkat barang yang terlupa tadi. Nah, orang Jawa yang mendengar kalimat itu dan melihat kelakuan para ABK VOC ini memelesetkan kalimat tersebut, karena lidah Jawa yang terkenal kaku hingga menjadi ‘HOLOPIS KUNTUL BARIS’. Ehm…iya deh.
Referensi ketiga, dari Blog Mrs. Girl yang mendapatkan informasi asal peribahasa jawa ini langsung dari ayahandanya. Kata holopis kuntul baris berasal dari sebuah legenda konglomerat Spanyol bernama Don Lopez Conte de Basis. Suatu ketika konglomerat ini bangkrut hingga tak memiliki harta apapun. Lalu dengan penuh kerendahan hati beliau bekerja sebagai kuli di pelabuhan. Setiap kali mengangkat barang yang berat Don Lopez ini selalu mengajak para kuli yang ada di situ untuk bergotong royong bersama mengangkat barang tersebut dengan penuh semangat kebersamaan. Legenda inilah yang akhirnya sampai ke tanah Jawa pada masa awal kemerdekaan. Kemudian semangat kerjasama dan gotong royong dalam legenda itu diadopsi oleh rakyat yang sedang membangun negara ini. Ketika sedang mengerjakan sesuatu yang berat dan butuh kerjasama, maka yang diteriakkan adalah nama konglomerat Spanyol tersebut. Namun karena lidah inlander, maka hasilnya menjadi “HOLOPIS KUNTUL BARISSSSS!!!”…semangaaat!!!!
Jadi, mana yang benar? Saya pikir tidaklah penting, yang pasti peribahasa ini berhasil menjadi lambang semangat pada diri banyak orang jawa dari jaman dahulu hingga sekarang, bahkan pernah dilontarkan oleh Bung Karno pada salah satu pidatonya untuk membakar semangat rakyat dalam bahu membahu mengatasi pekerjaan atau permasalahan yang sulit. - See more at: http://noufaldiary.blogspot.co.id/2013/09/holopiskuntulbaris.html#sthash.dkB1hFaT.dpuf
Dari
segi arti, Holopis kuntul baris merupakan paribasan jawa, yang artinya
saiyeg saeka praya, bebarengan mrantasi gawe (wikipedia), maksudnya
kurang lebih bekerja dengan gotong royong. Ada berbagai cerita asal mula
peribahasa ini.
Saya pernah membaca pengalaman seseorang di suatu blog, sebut saja Mr. Ho. Beliau mendengar peribahasa ini pertama kali saat duduk di bangku SD. Dia penasaran kenapa yang dijadikan lambang adalah burung kuntul (sejenis burung sawah) bukan burung pipit, blekok atau yang lain. manuk kuntul baris Rasa penasaran ini dia bawa sampai rumah dan diungkapkan kepada neneknya. Neneknya menjelaskan, bahwa tidak ada satu jenis burungpun yang bisa berbaris. Di dunia ini yang bisa berbaris ya hanya manusia, dan jaman dahulu hanya kaum pria yang melakukan baris berbaris. Kata “kuntul” digunakan untuk memperhalus saja, demi menghindari kesan saru. Saru??? Mr.Ho kecil jadi tambah bingung. Akhirnya karena melihat cucunya tidak mengerti juga, sang nenek menjelaskan bahwa ungkapan yang benar adalah “holopis kuntul baris”, huruf “u” pada “kuntul”, mestinya ditulis dengan huruf “o”. Mr.Ho kecil tertawa mendengar penjelasan yang sejelas-jelasnya ini, begitu juga saya yang membaca blognya…he..he..
Saya baca lagi dari blog seseorang yang lain, sebuat saja Mr. BO. Menurutnya kalimat ‘holopis kuntul baris’ ini berasal dari bahasa Belanda. Konon pada sekitar abad ke-16, kapal milik VOC berlabuh di Tuban dan pada saat bongkar muatan, salah satu awak kapalnya berteriak “HELP, IETS ONTILBAARS” (Tolong, ada barang yang tidak terangkat!), dan satu kapal saling bantu untuk mengangkat barang yang terlupa tadi. Nah, orang Jawa yang mendengar kalimat itu dan melihat kelakuan para ABK VOC ini memelesetkan kalimat tersebut, karena lidah Jawa yang terkenal kaku hingga menjadi ‘HOLOPIS KUNTUL BARIS’. Ehm…iya deh.
Referensi ketiga, dari Blog Mrs. Girl yang mendapatkan informasi asal peribahasa jawa ini langsung dari ayahandanya. Kata holopis kuntul baris berasal dari sebuah legenda konglomerat Spanyol bernama Don Lopez Conte de Basis. Suatu ketika konglomerat ini bangkrut hingga tak memiliki harta apapun. Lalu dengan penuh kerendahan hati beliau bekerja sebagai kuli di pelabuhan. Setiap kali mengangkat barang yang berat Don Lopez ini selalu mengajak para kuli yang ada di situ untuk bergotong royong bersama mengangkat barang tersebut dengan penuh semangat kebersamaan. Legenda inilah yang akhirnya sampai ke tanah Jawa pada masa awal kemerdekaan. Kemudian semangat kerjasama dan gotong royong dalam legenda itu diadopsi oleh rakyat yang sedang membangun negara ini. Ketika sedang mengerjakan sesuatu yang berat dan butuh kerjasama, maka yang diteriakkan adalah nama konglomerat Spanyol tersebut. Namun karena lidah inlander, maka hasilnya menjadi “HOLOPIS KUNTUL BARISSSSS!!!”…semangaaat!!!!
Jadi, mana yang benar? Saya pikir tidaklah penting, yang pasti peribahasa ini berhasil menjadi lambang semangat pada diri banyak orang jawa dari jaman dahulu hingga sekarang, bahkan pernah dilontarkan oleh Bung Karno pada salah satu pidatonya untuk membakar semangat rakyat dalam bahu membahu mengatasi pekerjaan atau permasalahan yang sulit. - See more at: http://noufaldiary.blogspot.co.id/2013/09/holopiskuntulbaris.html#sthash.dkB1hFaT.dpuf
Saya pernah membaca pengalaman seseorang di suatu blog, sebut saja Mr. Ho. Beliau mendengar peribahasa ini pertama kali saat duduk di bangku SD. Dia penasaran kenapa yang dijadikan lambang adalah burung kuntul (sejenis burung sawah) bukan burung pipit, blekok atau yang lain. manuk kuntul baris Rasa penasaran ini dia bawa sampai rumah dan diungkapkan kepada neneknya. Neneknya menjelaskan, bahwa tidak ada satu jenis burungpun yang bisa berbaris. Di dunia ini yang bisa berbaris ya hanya manusia, dan jaman dahulu hanya kaum pria yang melakukan baris berbaris. Kata “kuntul” digunakan untuk memperhalus saja, demi menghindari kesan saru. Saru??? Mr.Ho kecil jadi tambah bingung. Akhirnya karena melihat cucunya tidak mengerti juga, sang nenek menjelaskan bahwa ungkapan yang benar adalah “holopis kuntul baris”, huruf “u” pada “kuntul”, mestinya ditulis dengan huruf “o”. Mr.Ho kecil tertawa mendengar penjelasan yang sejelas-jelasnya ini, begitu juga saya yang membaca blognya…he..he..
Saya baca lagi dari blog seseorang yang lain, sebuat saja Mr. BO. Menurutnya kalimat ‘holopis kuntul baris’ ini berasal dari bahasa Belanda. Konon pada sekitar abad ke-16, kapal milik VOC berlabuh di Tuban dan pada saat bongkar muatan, salah satu awak kapalnya berteriak “HELP, IETS ONTILBAARS” (Tolong, ada barang yang tidak terangkat!), dan satu kapal saling bantu untuk mengangkat barang yang terlupa tadi. Nah, orang Jawa yang mendengar kalimat itu dan melihat kelakuan para ABK VOC ini memelesetkan kalimat tersebut, karena lidah Jawa yang terkenal kaku hingga menjadi ‘HOLOPIS KUNTUL BARIS’. Ehm…iya deh.
Referensi ketiga, dari Blog Mrs. Girl yang mendapatkan informasi asal peribahasa jawa ini langsung dari ayahandanya. Kata holopis kuntul baris berasal dari sebuah legenda konglomerat Spanyol bernama Don Lopez Conte de Basis. Suatu ketika konglomerat ini bangkrut hingga tak memiliki harta apapun. Lalu dengan penuh kerendahan hati beliau bekerja sebagai kuli di pelabuhan. Setiap kali mengangkat barang yang berat Don Lopez ini selalu mengajak para kuli yang ada di situ untuk bergotong royong bersama mengangkat barang tersebut dengan penuh semangat kebersamaan. Legenda inilah yang akhirnya sampai ke tanah Jawa pada masa awal kemerdekaan. Kemudian semangat kerjasama dan gotong royong dalam legenda itu diadopsi oleh rakyat yang sedang membangun negara ini. Ketika sedang mengerjakan sesuatu yang berat dan butuh kerjasama, maka yang diteriakkan adalah nama konglomerat Spanyol tersebut. Namun karena lidah inlander, maka hasilnya menjadi “HOLOPIS KUNTUL BARISSSSS!!!”…semangaaat!!!!
Jadi, mana yang benar? Saya pikir tidaklah penting, yang pasti peribahasa ini berhasil menjadi lambang semangat pada diri banyak orang jawa dari jaman dahulu hingga sekarang, bahkan pernah dilontarkan oleh Bung Karno pada salah satu pidatonya untuk membakar semangat rakyat dalam bahu membahu mengatasi pekerjaan atau permasalahan yang sulit. - See more at: http://noufaldiary.blogspot.co.id/2013/09/holopiskuntulbaris.html#sthash.dkB1hFaT.dpuf
Dari
segi arti, Holopis kuntul baris merupakan paribasan jawa, yang artinya
saiyeg saeka praya, bebarengan mrantasi gawe (wikipedia), maksudnya
kurang lebih bekerja dengan gotong royong. Ada berbagai cerita asal mula
peribahasa ini.
Saya pernah membaca pengalaman seseorang di suatu blog, sebut saja Mr. Ho. Beliau mendengar peribahasa ini pertama kali saat duduk di bangku SD. Dia penasaran kenapa yang dijadikan lambang adalah burung kuntul (sejenis burung sawah) bukan burung pipit, blekok atau yang lain. manuk kuntul baris Rasa penasaran ini dia bawa sampai rumah dan diungkapkan kepada neneknya. Neneknya menjelaskan, bahwa tidak ada satu jenis burungpun yang bisa berbaris. Di dunia ini yang bisa berbaris ya hanya manusia, dan jaman dahulu hanya kaum pria yang melakukan baris berbaris. Kata “kuntul” digunakan untuk memperhalus saja, demi menghindari kesan saru. Saru??? Mr.Ho kecil jadi tambah bingung. Akhirnya karena melihat cucunya tidak mengerti juga, sang nenek menjelaskan bahwa ungkapan yang benar adalah “holopis kuntul baris”, huruf “u” pada “kuntul”, mestinya ditulis dengan huruf “o”. Mr.Ho kecil tertawa mendengar penjelasan yang sejelas-jelasnya ini, begitu juga saya yang membaca blognya…he..he..
Saya baca lagi dari blog seseorang yang lain, sebuat saja Mr. BO. Menurutnya kalimat ‘holopis kuntul baris’ ini berasal dari bahasa Belanda. Konon pada sekitar abad ke-16, kapal milik VOC berlabuh di Tuban dan pada saat bongkar muatan, salah satu awak kapalnya berteriak “HELP, IETS ONTILBAARS” (Tolong, ada barang yang tidak terangkat!), dan satu kapal saling bantu untuk mengangkat barang yang terlupa tadi. Nah, orang Jawa yang mendengar kalimat itu dan melihat kelakuan para ABK VOC ini memelesetkan kalimat tersebut, karena lidah Jawa yang terkenal kaku hingga menjadi ‘HOLOPIS KUNTUL BARIS’. Ehm…iya deh.
Referensi ketiga, dari Blog Mrs. Girl yang mendapatkan informasi asal peribahasa jawa ini langsung dari ayahandanya. Kata holopis kuntul baris berasal dari sebuah legenda konglomerat Spanyol bernama Don Lopez Conte de Basis. Suatu ketika konglomerat ini bangkrut hingga tak memiliki harta apapun. Lalu dengan penuh kerendahan hati beliau bekerja sebagai kuli di pelabuhan. Setiap kali mengangkat barang yang berat Don Lopez ini selalu mengajak para kuli yang ada di situ untuk bergotong royong bersama mengangkat barang tersebut dengan penuh semangat kebersamaan. Legenda inilah yang akhirnya sampai ke tanah Jawa pada masa awal kemerdekaan. Kemudian semangat kerjasama dan gotong royong dalam legenda itu diadopsi oleh rakyat yang sedang membangun negara ini. Ketika sedang mengerjakan sesuatu yang berat dan butuh kerjasama, maka yang diteriakkan adalah nama konglomerat Spanyol tersebut. Namun karena lidah inlander, maka hasilnya menjadi “HOLOPIS KUNTUL BARISSSSS!!!”…semangaaat!!!!
Jadi, mana yang benar? Saya pikir tidaklah penting, yang pasti peribahasa ini berhasil menjadi lambang semangat pada diri banyak orang jawa dari jaman dahulu hingga sekarang, bahkan pernah dilontarkan oleh Bung Karno pada salah satu pidatonya untuk membakar semangat rakyat dalam bahu membahu mengatasi pekerjaan atau permasalahan yang sulit. - See more at: http://noufaldiary.blogspot.co.id/2013/09/holopiskuntulbaris.html#sthash.dkB1hFaT.dpuf
Saya pernah membaca pengalaman seseorang di suatu blog, sebut saja Mr. Ho. Beliau mendengar peribahasa ini pertama kali saat duduk di bangku SD. Dia penasaran kenapa yang dijadikan lambang adalah burung kuntul (sejenis burung sawah) bukan burung pipit, blekok atau yang lain. manuk kuntul baris Rasa penasaran ini dia bawa sampai rumah dan diungkapkan kepada neneknya. Neneknya menjelaskan, bahwa tidak ada satu jenis burungpun yang bisa berbaris. Di dunia ini yang bisa berbaris ya hanya manusia, dan jaman dahulu hanya kaum pria yang melakukan baris berbaris. Kata “kuntul” digunakan untuk memperhalus saja, demi menghindari kesan saru. Saru??? Mr.Ho kecil jadi tambah bingung. Akhirnya karena melihat cucunya tidak mengerti juga, sang nenek menjelaskan bahwa ungkapan yang benar adalah “holopis kuntul baris”, huruf “u” pada “kuntul”, mestinya ditulis dengan huruf “o”. Mr.Ho kecil tertawa mendengar penjelasan yang sejelas-jelasnya ini, begitu juga saya yang membaca blognya…he..he..
Saya baca lagi dari blog seseorang yang lain, sebuat saja Mr. BO. Menurutnya kalimat ‘holopis kuntul baris’ ini berasal dari bahasa Belanda. Konon pada sekitar abad ke-16, kapal milik VOC berlabuh di Tuban dan pada saat bongkar muatan, salah satu awak kapalnya berteriak “HELP, IETS ONTILBAARS” (Tolong, ada barang yang tidak terangkat!), dan satu kapal saling bantu untuk mengangkat barang yang terlupa tadi. Nah, orang Jawa yang mendengar kalimat itu dan melihat kelakuan para ABK VOC ini memelesetkan kalimat tersebut, karena lidah Jawa yang terkenal kaku hingga menjadi ‘HOLOPIS KUNTUL BARIS’. Ehm…iya deh.
Referensi ketiga, dari Blog Mrs. Girl yang mendapatkan informasi asal peribahasa jawa ini langsung dari ayahandanya. Kata holopis kuntul baris berasal dari sebuah legenda konglomerat Spanyol bernama Don Lopez Conte de Basis. Suatu ketika konglomerat ini bangkrut hingga tak memiliki harta apapun. Lalu dengan penuh kerendahan hati beliau bekerja sebagai kuli di pelabuhan. Setiap kali mengangkat barang yang berat Don Lopez ini selalu mengajak para kuli yang ada di situ untuk bergotong royong bersama mengangkat barang tersebut dengan penuh semangat kebersamaan. Legenda inilah yang akhirnya sampai ke tanah Jawa pada masa awal kemerdekaan. Kemudian semangat kerjasama dan gotong royong dalam legenda itu diadopsi oleh rakyat yang sedang membangun negara ini. Ketika sedang mengerjakan sesuatu yang berat dan butuh kerjasama, maka yang diteriakkan adalah nama konglomerat Spanyol tersebut. Namun karena lidah inlander, maka hasilnya menjadi “HOLOPIS KUNTUL BARISSSSS!!!”…semangaaat!!!!
Jadi, mana yang benar? Saya pikir tidaklah penting, yang pasti peribahasa ini berhasil menjadi lambang semangat pada diri banyak orang jawa dari jaman dahulu hingga sekarang, bahkan pernah dilontarkan oleh Bung Karno pada salah satu pidatonya untuk membakar semangat rakyat dalam bahu membahu mengatasi pekerjaan atau permasalahan yang sulit. - See more at: http://noufaldiary.blogspot.co.id/2013/09/holopiskuntulbaris.html#sthash.dkB1hFaT.dpuf
0 komentar:
Posting Komentar
Rekan dan Rekanita Pengunjung yang terhormat, Silahkan isi komentar dan tinggalkan jejak di sini...Kritik dan saran serta backlink nya sangat diharapkan demi kemajuan blog ini ....Terimakasih...atas kunjungan anda...
Budayakan Tabayyun...
SELAMAT BELAJAR, BERJUANG DAN BERTAQWA...
No Spam, No Junk, No SARA, NO Pornografi, No Atheis...No...No....