Oleh :Bpk Yusuf Karomaini
Guru Sosiologi MAN 3 KEDIRI
Dalam beberapa dasawarsa terakhir ini ,teknologi informasi telah menumbuhkan suatu ekonomi baru dimana pengolahan informasi dan pencarian ilmu dan teknologi telah menjadi sumber utama produktifitas.pada sistem ekonomi klasik sistem produktifitas dihasilkan melalui proses manajemen dan teknologi dan kombinasi sumberdaya alam,uang dan sumberdaya manusia
Sedangkan pada ekonomi baru ,produktifitas tumbuh dari mendidik tenaga kerja dalam memperoleh kecakapan baru berdasarkan pengetahuan baru.
Manajemen pengetahuan (knowledge management) ,modal intelektual(intelectual capital),dan pembelajaran organisasi (organizational learning)enjadi konsep baru dalam teori manajemen.
Dipenghujung abad 20 konsep manajemen pengetahuan dan pembelajaran organisasi tlah mejadi foks teori inti manajemen,pakar teori organisasi Ikka Toumi dalam bukunya “CORPORATE KNOWLEDGE”mengajukan teori integrasi manajemen pengetahuan sebagai model pecipta berdasarkan karya Ikujiro Nonaka yang memperkenalkan perusahaan pecipta pengetahuan (knowledge creating company)
Toumi dan Nonaka berpandangan bahwapengetahuan yang selalu diciptakan oleh individu-individu dapat dimunculkan dan diperluas oleh organisasi melalui interaksi sosial dimana pengetahuan tersirat(tacit knowledge) dapat diubah menjadi pengetahuan tersurat (explicit knowledge),oleh karena itu proses penciptaan organisasi harus dipahami sebagai proses
Penciptaan pengetahuan dalam organisasi harus dipahami sebagai proses yang secara organisasional memperkuat pengetahuan yang diciptakan oleh individu dan pebentukannya merupakan bagian dari jaringan pengetahuan organisasi.
Pembelajaran organisasi adalah fenomena sosial karena pengetahuan tersirat yang mendasari pengetahuan tersurat yang dihasilkan secara kolektif serta telah disadari oleh para pakar kognitif bahwa pengetahuan tersurat mempunyai dimensi sosial karena hakikat dan reflektif bersifat sosial.
Pemahaman sistemik tentang kehidupan dan kognitif memperjelas bahwa pembelajaran organisasi mempunya i aspek individual dan sosial.
Pemahaman tentang model penciptaan pengetahuan memiliki implikasi penting terhadap manajemen pengetahuan.memberlakukan pengetahuan suatu entitas yang berdiri sendiri terlepas dari orang atau konteks sosial tidak akan memperbaiki pembelajaran organisasi ,seperti yang dikatakan oleh Margareth Weathly dalam tulisanya yang berjudul “The Real Work Knowledge Management”bila kita ingin berhasil dengan manajemen pengetahuan maka kita harus mengurus dinaika dan kebutuhan manusia.
Pengetahuan bukan aset dan modal tetapi manusialah..
Pada suatu organisasi yang hidup ,penciptaan pengetahan terjadi secara alamiah. Berbagi pengetahuan antar kolega dalam organisasi merupakan hal yang manusiawi dan membahagiakan.
Seperti yang disampaikan oleh Weathly “bekerja bagi suatu organisasi yang sungguh-sungguh untuk menciptakan suatu pengetahuan adalah suatu motivator yang jitu ,bukan karena Organisasi yang lebih menguntungkan tetapi karena kehidupan kita akan terasa lebih bermakna ,
Pembelajaran oganisasi dan manajemen pengetahuan mensyaratkan pimpinan yang dapat memunculkan pembaharuan dan menciptakan kondisi dan memudakan memunculkan spontanitas yang kreatif sehingga memunculkan sesuatu yang baru sehingga dapat membangun jaringan-jaringan komunikasi yang aktif dan banya lingkaran umpan balik ,sifat keterbukaan akan memunculkan gagasan-gagasan baru dan spontanitas sehingga organisasi perlu terbuka pada setiap gagasan dan pengetahuan baru melalui budaya pembelajaran yang memfasilitasi dialog dan menghargai setiap pemikiran dan inovasi.
Yang dibutuhkan adalah pemimpin ‘pelatih”(choaching Leader)yanitu pemimpin yang mampu membimbing anggotanya secara tebuka dan merangsang anggotanya untuk mengeluarkan gagasan-gagasan yang kreatif melalui pendekatan yang merangsang partisipasi-partisipasi anggotanya.
Menciptakan suasana yang positif dan kompetitif dalam setiap anggota-anggotanya ,sehingga proses kreatif inovatif dapat dilakukan secara berkesinambungan.
Pemimpin perlu mempunyai visi kedepan serta dapat memprediksi dan memahami perubahan dan hasil gagasan spontanitas dan mengintegrasikan kedalam rancangan organisasi.
Tidak semua gagasan spontanitas dapat berlanjut serta dapat menciptakan perubahan-perubahan nyata ,oleh karena itu kebebasan bereksperimen sangat dianjurkan,kesalahan dapat ditoleransi dan pembelajaran dapat dinilai dengan keberhasilan.
Kekuasaan kolektif dilakukan melalui proses muncul nya struktur-struktur baru selalu merubah relasi kekuasaan melalui proses pemunculan spontanitas dalam komunitas.pemimpin yang memudahkan munculnya spontanitas dengan menggunakan kekuasaa untuk memberi kekuasaan pada yang lain sehingga memungkinkan adanya kekuasaan kepemimpinan yang tersebar.
Hal ini tidak berarti ditumbuhkannya kepemimpinan kolektif dengan beberapa individu memegang tampuk kepemimpinan tetapi ada bermacam-macam pemimpin yang mempunyai pandangan kearah kemajuan ,bila diperlukan memudahkan munculnya tahapan-tahapan kemunculan spontan.
Kebutuhan suatu tipe kepemimpinan diperlukan dan ditentukan secara situasional.pada situasi tertentu diperlukan adanya jaringan aau umpan balik formal an pada keranga lain diperlukan adanay suatu kerangka kerja yag kuat dengan tujuan serta pengaturan waktu yang pasti dalam menngorganisasian kegiatannya.
Pemimpin yang berpengalaman akan mampu mengevaluasi situasi yang terjadi ,bila diperlukan mampu memegang komando
Namun cukup fleksibel untuk melonggarkan dan melepaskannya .
Kecakapan ini memungkinkan adanya berbagai jalur yang tindakannya fleksibel tetapi pasti.
Guru Sosiologi MAN 3 KEDIRI
Dalam beberapa dasawarsa terakhir ini ,teknologi informasi telah menumbuhkan suatu ekonomi baru dimana pengolahan informasi dan pencarian ilmu dan teknologi telah menjadi sumber utama produktifitas.pada sistem ekonomi klasik sistem produktifitas dihasilkan melalui proses manajemen dan teknologi dan kombinasi sumberdaya alam,uang dan sumberdaya manusia
Sedangkan pada ekonomi baru ,produktifitas tumbuh dari mendidik tenaga kerja dalam memperoleh kecakapan baru berdasarkan pengetahuan baru.
Manajemen pengetahuan (knowledge management) ,modal intelektual(intelectual capital),dan pembelajaran organisasi (organizational learning)enjadi konsep baru dalam teori manajemen.
Dipenghujung abad 20 konsep manajemen pengetahuan dan pembelajaran organisasi tlah mejadi foks teori inti manajemen,pakar teori organisasi Ikka Toumi dalam bukunya “CORPORATE KNOWLEDGE”mengajukan teori integrasi manajemen pengetahuan sebagai model pecipta berdasarkan karya Ikujiro Nonaka yang memperkenalkan perusahaan pecipta pengetahuan (knowledge creating company)
Toumi dan Nonaka berpandangan bahwapengetahuan yang selalu diciptakan oleh individu-individu dapat dimunculkan dan diperluas oleh organisasi melalui interaksi sosial dimana pengetahuan tersirat(tacit knowledge) dapat diubah menjadi pengetahuan tersurat (explicit knowledge),oleh karena itu proses penciptaan organisasi harus dipahami sebagai proses
Penciptaan pengetahuan dalam organisasi harus dipahami sebagai proses yang secara organisasional memperkuat pengetahuan yang diciptakan oleh individu dan pebentukannya merupakan bagian dari jaringan pengetahuan organisasi.
Pembelajaran organisasi adalah fenomena sosial karena pengetahuan tersirat yang mendasari pengetahuan tersurat yang dihasilkan secara kolektif serta telah disadari oleh para pakar kognitif bahwa pengetahuan tersurat mempunyai dimensi sosial karena hakikat dan reflektif bersifat sosial.
Pemahaman sistemik tentang kehidupan dan kognitif memperjelas bahwa pembelajaran organisasi mempunya i aspek individual dan sosial.
Pemahaman tentang model penciptaan pengetahuan memiliki implikasi penting terhadap manajemen pengetahuan.memberlakukan pengetahuan suatu entitas yang berdiri sendiri terlepas dari orang atau konteks sosial tidak akan memperbaiki pembelajaran organisasi ,seperti yang dikatakan oleh Margareth Weathly dalam tulisanya yang berjudul “The Real Work Knowledge Management”bila kita ingin berhasil dengan manajemen pengetahuan maka kita harus mengurus dinaika dan kebutuhan manusia.
Pengetahuan bukan aset dan modal tetapi manusialah..
Pada suatu organisasi yang hidup ,penciptaan pengetahan terjadi secara alamiah. Berbagi pengetahuan antar kolega dalam organisasi merupakan hal yang manusiawi dan membahagiakan.
Seperti yang disampaikan oleh Weathly “bekerja bagi suatu organisasi yang sungguh-sungguh untuk menciptakan suatu pengetahuan adalah suatu motivator yang jitu ,bukan karena Organisasi yang lebih menguntungkan tetapi karena kehidupan kita akan terasa lebih bermakna ,
Pembelajaran oganisasi dan manajemen pengetahuan mensyaratkan pimpinan yang dapat memunculkan pembaharuan dan menciptakan kondisi dan memudakan memunculkan spontanitas yang kreatif sehingga memunculkan sesuatu yang baru sehingga dapat membangun jaringan-jaringan komunikasi yang aktif dan banya lingkaran umpan balik ,sifat keterbukaan akan memunculkan gagasan-gagasan baru dan spontanitas sehingga organisasi perlu terbuka pada setiap gagasan dan pengetahuan baru melalui budaya pembelajaran yang memfasilitasi dialog dan menghargai setiap pemikiran dan inovasi.
Yang dibutuhkan adalah pemimpin ‘pelatih”(choaching Leader)yanitu pemimpin yang mampu membimbing anggotanya secara tebuka dan merangsang anggotanya untuk mengeluarkan gagasan-gagasan yang kreatif melalui pendekatan yang merangsang partisipasi-partisipasi anggotanya.
Menciptakan suasana yang positif dan kompetitif dalam setiap anggota-anggotanya ,sehingga proses kreatif inovatif dapat dilakukan secara berkesinambungan.
Pemimpin perlu mempunyai visi kedepan serta dapat memprediksi dan memahami perubahan dan hasil gagasan spontanitas dan mengintegrasikan kedalam rancangan organisasi.
Tidak semua gagasan spontanitas dapat berlanjut serta dapat menciptakan perubahan-perubahan nyata ,oleh karena itu kebebasan bereksperimen sangat dianjurkan,kesalahan dapat ditoleransi dan pembelajaran dapat dinilai dengan keberhasilan.
Kekuasaan kolektif dilakukan melalui proses muncul nya struktur-struktur baru selalu merubah relasi kekuasaan melalui proses pemunculan spontanitas dalam komunitas.pemimpin yang memudahkan munculnya spontanitas dengan menggunakan kekuasaa untuk memberi kekuasaan pada yang lain sehingga memungkinkan adanya kekuasaan kepemimpinan yang tersebar.
Hal ini tidak berarti ditumbuhkannya kepemimpinan kolektif dengan beberapa individu memegang tampuk kepemimpinan tetapi ada bermacam-macam pemimpin yang mempunyai pandangan kearah kemajuan ,bila diperlukan memudahkan munculnya tahapan-tahapan kemunculan spontan.
Kebutuhan suatu tipe kepemimpinan diperlukan dan ditentukan secara situasional.pada situasi tertentu diperlukan adanya jaringan aau umpan balik formal an pada keranga lain diperlukan adanay suatu kerangka kerja yag kuat dengan tujuan serta pengaturan waktu yang pasti dalam menngorganisasian kegiatannya.
Pemimpin yang berpengalaman akan mampu mengevaluasi situasi yang terjadi ,bila diperlukan mampu memegang komando
Namun cukup fleksibel untuk melonggarkan dan melepaskannya .
Kecakapan ini memungkinkan adanya berbagai jalur yang tindakannya fleksibel tetapi pasti.
0 komentar:
Posting Komentar
Rekan dan Rekanita Pengunjung yang terhormat, Silahkan isi komentar dan tinggalkan jejak di sini...Kritik dan saran serta backlink nya sangat diharapkan demi kemajuan blog ini ....Terimakasih...atas kunjungan anda...
Budayakan Tabayyun...
SELAMAT BELAJAR, BERJUANG DAN BERTAQWA...
No Spam, No Junk, No SARA, NO Pornografi, No Atheis...No...No....